5Alasan Mengapa Orang Sombong Bisa Sukses. Rona psikologi. Kumara Anggita • 25 Juni 2020 10:04. Jakarta: Sombong adalah sebuah sifat yang dianggap negatif. Kendati demikian, sifat ini tak sepenuhnya buruk karena bisa mendatangkan kesuksesan. Berikut lima alasan kesombongan bisa mengarah pada kesuksesan seperti dilansir Psychologytoday .

Orang dengan perilaku sombong biasanya memiliki kepribadian yang narsistik. Selain sombong, kepribadian narsistik juga terlihat pada kurangnya empati, dan keinginan dikagumi secara berlebih. Lantas bagaimana jika kepribadian itu ada pada pasangan sendiri? Oleh Siti Sulbiyah Setiap kali berselisih dengan istrinya, Doni bukan nama sebenarnya kerap mengungkit latar belakang pendidikannya. Dia merasa latar belakang pendidikan dan universitas tempat ia mengenyam pendidikan jauh lebih baik dari pasangannya itu. Hal ini membuat dirinya merasa lebih pintar dan paling benar. Kondisi ini pernah dialami oleh seorang pasien yang berkonsultasi dengan Dewi Widiastuti Lubis,Psikolog. Dewi menyebutkan sikap seperti itu muncul karena kepribadian yang narsistik. Kepribadian ini terlihat dari perilaku yang sombong, kurangnya empati terhadap orang lain, dan keinginan yang berlebihan untuk dikagumi. Orang dengan kondisi ini sering digambarkan sebagai orang yang sombong, egois, dan cenderung merasa paling benar. “Sombong bisa dikatakan bagian dari gangguan narsistik. Dalam sebuah hubungan, pasangan yang punya kepribadian ini menganggap dirinya jauh lebih penting, selalu ingin dibanggakan, tetapi empatinya kurang ke orang lain,” jelasnya. Dewi mengungkapkan orang sombong akan merasa paling superior dari pada orang lain, dan dia tak segan-segan menunjukkan kesalahan dari orang-orang di sekitarnya. Orang dengan kepribadian ini juga cenderung suka merendahkan orang lain. Dewi Widiastuti Lubis,Psikolog Orang dengan perilaku sombong, lanjut Dewi, juga terlihat dari sulitnya menerima masukan atau kritik. Termasuk dari orang terdekat, tak terkecuali pasangan sendiri. Orang yang telah dikuasai oleh kesombongan cenderung terpaku pada dirinya sendiri dan bakal merasa direndahkan harga dirinya apabila mendapatkan saran dari orang lain. Justru ketika dikritik, orang seperti ini cenderung berbalik marah. “Setiap ada kritikan atau saran, dia mengelak, ada saja alasannya,” ucap psikolog yang praktik di RSJ Sui Bangkong Pontianak ini. Di samping itu, perilaku sombong yang cenderung selalu merasa benar akan sulit mengakui kesalahannya. Menurut Dewi, mereka cenderung gengsi untuk mengucapkan permintaan maaf. “Jangankan maaf, mengucapkan terima kasih saja mereka enggan,” katanya. Selain itu, tambah Dewi, kesombongan membuat seseorang merasa hanya dirinyalah yang lebih penting. Segala sesuatunya harus tentang dia, keinginannya dan pemikirannya. “Orang seperti ini inginnya aku, aku, dan aku,” ujarnya. Dalam sebuah hubungan, dia menilai, perilaku sombong ini bisa sangat merusak. Perilaku itu cenderung menciptakan jurang antara dua insan, mengeruhkan kepercayaan, dan mengganggu kenyamanan dalam hubungan. Kondisi tersebut bahkan bisa berbahaya bagi sebuah hubungan. Karena itulah, sarannya, dalam memilih pasangan, hendaknya ditelaah terlebih dahulu karakter dan kepribadian orang tersebut. Apalagi jika akan memutuskan melangkah ke jenjang pernikahan. Dipengaruhi Pola Asuh Ada beberapa faktor yang membuat orang punya perilaku sombong. Psikolog Dewi Widiastuti Lubis mengatakan faktor pertama adalah karena pola asuh yang seseorang terima sehingga membentuk karakternya. “Karena sifat anak kadang diturunkan oleh orang tuanya, termasuk pola asuh yang mereka terima,” ucapnya. Faktor lainnya adalah luka lama yang pernah dialami. Menurut Dewi, orang yang sombong bisa terjadi karena ketika kecil mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan, seperti sering dianggap tidak bisa, direndahkan, hingga diremehkan kemampuannya. Orang yang memiliki luka atau trauma seperti ini kadang disikapi dengan menunjukkan sikap sebaliknya. “Sering merasa tidak dianggap, pada akhirnya orang ini menunjukkan sikap sebaliknya. Ketika dewasa ia akhirnya menjadi sombong dan berbalik merendahkan orang lain,” kata Dewi. Dewi mengungkapka sombong merupakan ciri-ciri dari gangguan narsistik. Gangguan ini bisa disembuhkan, “Namun, akan sangat sulit. Sebab, gangguan ini sudah menjadi sebuah kepribadian. Kepribadian itu mulai permanen ketika menginjak usia 14 tahun. Untuk mengubahnya, tentu agak berat,” katanya. Apabila seorang sadar dengan kepribadiannya yang narsistik tersebut, Dewi menyarankan agar orang ini dibantu agar mampu mengendalikan dirinya. Dukungan dari orang-orang sekitar, menurutnya sangat diperlukan. sti Orang dengan perilaku sombong biasanya memiliki kepribadian yang narsistik. Selain sombong, kepribadian narsistik juga terlihat pada kurangnya empati, dan keinginan dikagumi secara berlebih. Lantas bagaimana jika kepribadian itu ada pada pasangan sendiri? Oleh Siti Sulbiyah Setiap kali berselisih dengan istrinya, Doni bukan nama sebenarnya kerap mengungkit latar belakang pendidikannya. Dia merasa latar belakang pendidikan dan universitas tempat ia mengenyam pendidikan jauh lebih baik dari pasangannya itu. Hal ini membuat dirinya merasa lebih pintar dan paling benar. Kondisi ini pernah dialami oleh seorang pasien yang berkonsultasi dengan Dewi Widiastuti Lubis,Psikolog. Dewi menyebutkan sikap seperti itu muncul karena kepribadian yang narsistik. Kepribadian ini terlihat dari perilaku yang sombong, kurangnya empati terhadap orang lain, dan keinginan yang berlebihan untuk dikagumi. Orang dengan kondisi ini sering digambarkan sebagai orang yang sombong, egois, dan cenderung merasa paling benar. “Sombong bisa dikatakan bagian dari gangguan narsistik. Dalam sebuah hubungan, pasangan yang punya kepribadian ini menganggap dirinya jauh lebih penting, selalu ingin dibanggakan, tetapi empatinya kurang ke orang lain,” jelasnya. Dewi mengungkapkan orang sombong akan merasa paling superior dari pada orang lain, dan dia tak segan-segan menunjukkan kesalahan dari orang-orang di sekitarnya. Orang dengan kepribadian ini juga cenderung suka merendahkan orang lain. Dewi Widiastuti Lubis,Psikolog Orang dengan perilaku sombong, lanjut Dewi, juga terlihat dari sulitnya menerima masukan atau kritik. Termasuk dari orang terdekat, tak terkecuali pasangan sendiri. Orang yang telah dikuasai oleh kesombongan cenderung terpaku pada dirinya sendiri dan bakal merasa direndahkan harga dirinya apabila mendapatkan saran dari orang lain. Justru ketika dikritik, orang seperti ini cenderung berbalik marah. “Setiap ada kritikan atau saran, dia mengelak, ada saja alasannya,” ucap psikolog yang praktik di RSJ Sui Bangkong Pontianak ini. Di samping itu, perilaku sombong yang cenderung selalu merasa benar akan sulit mengakui kesalahannya. Menurut Dewi, mereka cenderung gengsi untuk mengucapkan permintaan maaf. “Jangankan maaf, mengucapkan terima kasih saja mereka enggan,” katanya. Selain itu, tambah Dewi, kesombongan membuat seseorang merasa hanya dirinyalah yang lebih penting. Segala sesuatunya harus tentang dia, keinginannya dan pemikirannya. “Orang seperti ini inginnya aku, aku, dan aku,” ujarnya. Dalam sebuah hubungan, dia menilai, perilaku sombong ini bisa sangat merusak. Perilaku itu cenderung menciptakan jurang antara dua insan, mengeruhkan kepercayaan, dan mengganggu kenyamanan dalam hubungan. Kondisi tersebut bahkan bisa berbahaya bagi sebuah hubungan. Karena itulah, sarannya, dalam memilih pasangan, hendaknya ditelaah terlebih dahulu karakter dan kepribadian orang tersebut. Apalagi jika akan memutuskan melangkah ke jenjang pernikahan. Dipengaruhi Pola Asuh Ada beberapa faktor yang membuat orang punya perilaku sombong. Psikolog Dewi Widiastuti Lubis mengatakan faktor pertama adalah karena pola asuh yang seseorang terima sehingga membentuk karakternya. “Karena sifat anak kadang diturunkan oleh orang tuanya, termasuk pola asuh yang mereka terima,” ucapnya. Faktor lainnya adalah luka lama yang pernah dialami. Menurut Dewi, orang yang sombong bisa terjadi karena ketika kecil mendapatkan perlakuan yang kurang mengenakkan, seperti sering dianggap tidak bisa, direndahkan, hingga diremehkan kemampuannya. Orang yang memiliki luka atau trauma seperti ini kadang disikapi dengan menunjukkan sikap sebaliknya. “Sering merasa tidak dianggap, pada akhirnya orang ini menunjukkan sikap sebaliknya. Ketika dewasa ia akhirnya menjadi sombong dan berbalik merendahkan orang lain,” kata Dewi. Dewi mengungkapka sombong merupakan ciri-ciri dari gangguan narsistik. Gangguan ini bisa disembuhkan, “Namun, akan sangat sulit. Sebab, gangguan ini sudah menjadi sebuah kepribadian. Kepribadian itu mulai permanen ketika menginjak usia 14 tahun. Untuk mengubahnya, tentu agak berat,” katanya. Apabila seorang sadar dengan kepribadiannya yang narsistik tersebut, Dewi menyarankan agar orang ini dibantu agar mampu mengendalikan dirinya. Dukungan dari orang-orang sekitar, menurutnya sangat diperlukan. sti
4Tips Menghadapi Orang yang Sombong dan Sok Tahu. Gayuh Tri Pinjungwati. 03 Agu 2022, 16:15 WIB Diperbarui 03 Agu 2022, 16:15 WIB. 11.

Tidak ada yang perlu kamu sombongkan dalam hidup ini. Hanya perlu ikhlas dan melewatinya dengan bahagia. Jika kamu ingin dilihat orang lain dan mengharapkan pujian lebih baik, ubah pola pikir itu sekarang. Karena sebuah pujian bukan diminta tetapi datang sendiri akibat karakter baik kamu. Nah, berikut ini ketahui 5 dampak negatif karena kamu memiliki sifat sombong. 1. Orang lain akan sulit menghargai kamuPexels/Daria ShevtsovaSombong itu sifat yang dapat menjerumuskan diri kamu sendiri. Karena membuat kamu menjadi sulit dihargai oleh orang lain. Sebelum kamu berhenti untuk membanggakan diri dan menjelekkan orang lain maka, orang lain juga sulit menghargai kamu. Jadi untuk apa terus mempertahankan sifat buruk jika itu merugikan diri. 2. Tidak mendapat kebahagiaan dalam hidupPexels/Moose PhotosSombong merupakan sifat yang harus kamu buang sekarang karena akan membuat kebahagiaan dalam hidup hilang. Bahagia itu sangat sederhana tapi akibat kamu sombong dan semua begitu jadi rumit. Kamu ingin bahagia tapi dengan cara yang salah, dan cobalah untuk menerima dirimu dengan apa adanya. Baca Juga Tanpa Disadari, Ini 5 Tanda Kalau Kamu Sebenarnya Orang yang Sombong 3. Sulit mencapai kesuksesan Pexels/Andrew NeelKetika sombong kamu merasa bahwa dirimu lebih baik, bahagia, dan bergelimpangan. Padahal semua itu terjadi hanya dari sudut pandang kamu saja. Bagi orang lain kamu sangat sombong dan tidak ada yang diharapkan dari dirimu. Alhasil, hal besar saja seperti kesuksesan akan sulit terjadi dalam hidup kamu. 4. Kamu suka jadi bahan gosip orang sekitarUnsplash/Ben WhiteOrang sombong pasti sering menjadi bahan gosip dan itu pasti kamu tidak nyaman. Jangan sampai kesombongan bisa menghancurkan masa depan kamu. Karena ketika kamu terkenal oleh sebab hal buruk pasti hidup ke depannya sangat sulit. Jadi tidak salah untuk kamu berubah agar semua hal itu tidak terjadi. 5. Akan sering mengalami penolakanPexels/Kat JayneCoba kamu bayangkan, sampai kapan kamu terus mempertahankan sifat sombong ini. Jika orang yang rendah hati saja masih sering mengalami penolakan bagaimana dengan kamu. Belajar untuk berubah dan menerima diri kamu dengan apa adanya. Itu akan sangat membantu kamu agar diterima oleh orang sekitar. Terkadang untuk melihat kelemahan diri sendiri sangat sulit. Dan jika saat ini ada orang yang menasihati kamu untuk berubah, lebih baik segera berubah. Karena itu juga demi kebaikan dan masa depan kamu. Baca Juga 5 Makna Mendalam di Balik Anjuran Jangan Sombong IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

RavieWardani, Jurnalis · Minggu 07 Agustus 2022 19:01 WIB. Roy Citayam (Foto: IG Roy Citayam) JAKARTA - Roy Citayam tak ingin lupa diri alias sombong setelah namanya cukup dikenal publik melalui fenomena Citayam Fashion Week (CFW). Berkat ketenarannya, Roy mengaku kerap diajak kolaborasi bersama konten kreator ternama.
- Sifat sombong merupakan salah satu bagian dari kepribadian toksik karena kerap merendahkan orang lain. Apa saja sih ciri-ciri orang sombong? Orang yang sombong disebut sebagai orang yang paling merasa memiliki segalanya. Mulai dari pencapaian dan harta misalnya. Bahkan, orang yang sombong ini kerap menjatuhkan orang lain, terutama orang yang lebih lemah. Dalam buku Book of Toxic Relationship, psikolog dan penulis Tony Ibrahim menyebut ada lima ciri utama orang sombong. Apa saja? Arogan Baca Juga Terus Dicap Sombong oleh Netizen, Begini Tanggapan Inara Rusli Disebutkan, orang yang sombong memiliki sikap arogan terhadap orang lain. Mereka merasa paling benar sendiri di antara yang lain. Ilustrasi arogan dan sombong. Justin Mamelic.Bahkan, mereka sudah meremehkan usaha orang lain, sehingga mereka kurang memiliki sikap hormat. "Mereka juga sering mencari kesalahan orang lain, tidak komunikatif, egois, sering menghakimi, dan merasa lebih suci dari Anda," ungkap Tony. Bertindak seolah paling unggul Orang yang sombong kerap bertindak seolah dirinya paling unggul dibanding yang lain. Mulai dari pencapaian, harta, prestasi, sampai kinerja. Baca Juga Mengenal Istilah Transable Keinginan Seseorang untuk Mencacatkan Diri Sendiri Tentunya, orang sombong ini membuat dirinya merasa lebih penting dibanding orang sekelilingnya.
Adapunwujud orang yang sombong karena ilmu yaitu, tidak menerima nasehat, lupa diri dan pamer. Dan orang yang mencari ilmu hanya untuk membangga-banggakan diri, ilmunya tidak akan mendekatkan ia kepada Allah tetapi justru hanya akan membinasakannya dan mendapat balasan dari-Nya. (Kajian Tafsir Tahlili terhadap QS. al-Qasas/28: 78) Mawaddah
JAKARTA - "Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." HR Muslim. Demikian peringatan keras Rasulullah SAW terhadap orang-orang yang bersikap sombong. Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dikategorikan kesombongan. Celakanya, kerap kali kita tidak menyadarinya. Ulama terkemuka Arab Saudi, Syekh Muhammad Shalih al-Utsaimin, dalam bukunya, Halal Haram dalam Islam, mencontohkan beberapa sikap sombong, di antaranya membantah guru, memperpanjang pembicaraan, serta menunjukkan adab buruk kepadanya. "Bentuk kesombongan lain adalah menganggap rendah orang yang telah memberikan masukan kepadamu hanya karena dia berasal dari kalangan yang lebih rendah darimu," kata al-Utsaimin. Ini banyak menimpa para penuntut ilmu. Bila ada seseorang yang mengabarkan sesuatu sedangkan pemberi kabar itu posisi keilmuannya lebih rendah darinya, dia menganggap rendah berita itu dan tak mau menerimanya. Padahal, seperti termaktub dalam kitab Al-'Ilmi, ilmu akan menghindar dari orang yang sombong dan selalu merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain. Ibarat air, ia selalu menghindari tempat yang tinggi. Sebab, tempat yang tinggi akan menyingkirkan aliran air ke kanan atau kiri dan tidak akan ada yang tergenang di atasnya. Begitu pula halnya dengan ilmu, tidak akan menetap bersama kesombongan dan keangkuhan, bahkan bisa jadi ilmu itu tercabut karena kesombongan tersebut. Karena sifat sombongnya, seseorang selalu menganggap apa yang diucapkannya benar, sedangkan orang lain salah. Orang sombong, menurut al-Utsaimin, biasanya gila pujian. Jika mengetahui banyak orang memujinya, ia girang bukan main dan bertambahlah keangkuhannya. Selain karena merasa banyak ilmu, tak sedikit pula orang yang menjadi sombong lantaran banyak harta. Namun, ada pula orang yang tidak kaya alias miskin tapi masih saja sombong. Tentang hal ini, Rasulullah SAW juga memberi peringatan lewat sebuah Hadis "Orang fakir yang berlaku sombong termasuk orang-orang yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat. Allah juga tidak akan menyucikan, tidak akan memandang mereka, dan bagi mereka azab yang pedih." HR Muslim. Seorang yang alim atau memiliki pengetahuan agama yang baik, menurut al-Utsaimin, tidak selayaknya bersikap seperti orang kaya, di mana setiap kali bertambah ilmunya bertambah pula kesombongannya. Mestinya, setiap kali bertambah ilmu bertambah pula tawadhunya rendah hati. Contohlah akhlak Nabi Muhammad SAW. Beliau senantiasa tawadhu pada kebenaran dan tawadhu pula kepada sesama. Lantas, jika suatu kali terjadi benturan antara tawadhu pada kebenaran dan tawadhu pada manusia, manakah yang harus diutamakan? Mengutip kitab Al-'Ilmi, al-Utsaimin menegaskan, tawadhu pada kebenaran lebih diutamakan. "Misalnya, jika ada orang yang mencela kebenaran dan merasa bangga bermusuhan dengan orang yang mengamalkan kebenaran, maka dalam kondisi ini engkau tidak boleh bersikap tawadhu kepadanya. Debatlah orang itu sekali pun ia menghina atau memakimu. Bagaimanapun engkau harus menolong kebenaran." sumber Dialog Jumat Republika Sedangkanyang dimaksud dengan firman-Nya: lagi membangga-banggakan diri. (An-Nisa: 36) tidak pernah bersyukur kepada Allah Swt setelah diberi nikmat oleh-Nya, bahkan dia berbangga diri terhadap orang-orang dengan karunia nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt kepadanya, dan dia orang yang sedikit bersyukur kepada Allah atas hal tersebut. JAKARTA - Semua manusia pada dasarnya memiliki kecenderungan memiliki perasaan sombong. Namun, ada perbedaan dalam derajat kesombongan itu sendiri. Meskipun hanya perasaan kecil dan bahkan tidak terlihat, namun perasaan sombong pada akhirnya bisa tumbuh menjadi lebih besar. Itulah sebabnya, dalam Islam diajarkan agar senantiasa berdoa kepada Allah agar tidak dijadikan sebagai bagian di antara orang-orang yang sombong dan menyombongkan diri. Aa'isha Varma menjelaskan tentang larangan bersikap dan memiliki perasaan sombong dalam Islam. Aa'isha Varma adalah seorang mualaf yang terlahir dalam budaya Hindu. Setelah melewati perjalanan spiritual dengan memeluk agama Buddha, Aa'isha kemudian menemukan cahaya keimanan melalui Islam. Kini ia telah enam tahun memeluk Islam. Dia memiliki gelar sarjana di bidang SDM dan merupakan pembelajar Islam seumur hidup. Ketika kesombongan menemukan jalannya dalam hati umat Islam, perasaan demikian dengan cepat mempengaruhi cara berbicara, bertindak, dan memperlakukan orang lain. Itulah sebabnya, Aa'ish mengatakan perasaan sombong harus dihindari dan umat Islam seyogyanya berupaya menjauhi perasaan sombong sama seperti dosa lainnya. "Dosa yang paling parah adalah sombong terhadap Allah dengan menolak berserah diri dan menyembah-Nya," kata Aa'isha, dilansir di About Islam, Selasa 15/9. Kesombongan menjadi dosa besar dalam Islam. Bahkan, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, bahwa "Seseorang tidak akan masuk surga jika ia memiliki kesombongan walau seberat atom di hatinya." Dengan demikian, kesombongan bisa membawa kebingungan dalam agama Allah dan pada akhirnya merusak hati dan mencegah manusia untuk merenungi ayat-ayat Alquran. Untuk itulah, Nabi SAW mengajarkan umatnya mengekang kesombongan dengan sholat. Sebagai Muslim, Allah memerintahkan untuk menyembah-Nya melalui sholat. Nabi SAW juga mengatakan, sholat adalah satu-satunya hal yang memisahkan Muslim dari orang-orang kafir. Selama menunaikan sholat, jamaah membuat shaf barisan tanpa memperdulikan posisi apa yang mereka pegang dalam masyarakat. Dengan demikian, semua orang di mata Allah pada dasarnya sama dan yang membedakan hanyalah ketakwaan.
\nsombong terhadap orang sombong
Merekamenganggap sebagai orang yang lebih layak menerima wahyu (Al-Quran) daripada Muhammad. Karena ia adalah pembesar di Mekah dan Thaif. Keangkuhan dan kesombongan telah membutakan bangsa Arab Jahiliyyah terhadap kebenaran Islam. Oleh karena itu, penting mengetahui apa yang menyebabkan rasa sombong yang muncul pada diri
JAKARTA - Penyakit sombong atau angkuh atau arogan bisa menghapus seluruh jejak kebaikan dan kesholehan. Sombong adalah dosa yang sangat buruk, yang dapat merusak amalan agama kita. Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali yang dikenal sebagai Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin menjelaskan, penyakit sombong langsung menyerang keyakinan kita. Jika penyakit angkuh sudah berurat-berakar di hati kita, maka penyakit sombong itu sulit disembuhkan lagi, dan dampaknya akan ke mana-mana. وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ Ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir. QS Al-Baqarah 34. Paling sedikit, ada empat bahaya yang ditimbulkan oleh sifat sombong terhadap pelakunya. Pertama, orang sombong atau angkuh terhalang dari kebenaran. Hatinya buta dan tidak mampu melihat ayat-ayat Allah SWT dan tidak memahami hukum-hukum-Nya. سَأَصْرِفُ عَنْ ءَايَٰتِىَ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِى ٱلْأَرْضِ بِغَيْرِ ٱلْحَقِّ وَإِن يَرَوْا۟ كُلَّ ءَايَةٍ لَّا يُؤْمِنُوا۟ بِهَا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِن يَرَوْا۟ سَبِيلَ ٱلْغَىِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُوا۟ عَنْهَا غَٰفِلِينَ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayatKu, mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. Surat Al-A’raf Ayat 146 ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِىٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَٰنٍ أَتَىٰهُمْ ۖ كَبُرَ مَقْتًا عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ۚ كَذَٰلِكَ يَطْبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ Yaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan bagi mereka di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. Surat Al-Mu’min Ayat 35 Kedua, orang yang sombong atau angkuh dimurkai dan dibenci oleh Allah SWT. لَا جَرَمَ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْتَكْبِرِينَ Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Surat An-Nahl Ayat 23 Dialog antara Nabi Musa Alaihissalam dengan Allah SWT. Nabi Musa mengatakan, Wahai Tuhanku, siapakah makhluk-Mu yang paling Engkau benci?" Allah Ta'ala menjawab, "Orang yang sombong, kasar lidahnya, memalingkan pandangan dari kebenaran, bakhil tangannya dan buruk perangainya." Ketiga, orang yang sombong akan mendapat penghinaan dan siksa di dunia maupun akhirat. Hatim berkata, "Hindarilah bertemu kematian dalam tiga keadaan yaitu sombong, rakus dan angkuh. Orang yang sombong itu tidak akan bertemu kematian sebelum ia dihinakan oleh keluarga, kerabat dan para pelayannya. Sedangkan orang yang rakus ia tidak menemui kematian sebelum hidup dalam kekurangan makanan dan minuman. Bagi orang yang angkuh tidak dikeluarkan oleh Allah Ta'ala dari dunia ini sebelum ia dilumuri oleh kencing serta kotoran sendiri." Hatim juga mengatakan, siapa saja yang bersikap sombong atas sesuatu yang tidak dibenarkan, maka Allah Ta'ala akan mewariskan kepadanya kehinaan yang tidak ada kebaikan sedikitpun padanya. Keempat, orang yang sombong dan angkuh akan mendapat balasan neraka dan azab yang amat pedih di akhirat kelak. Allah SWT pernah berfirman dalam hadis qudsi. "Kesombongan ini adalah pakaian kebesaran-Ku dan keagungan itu adalah kain penghias-Ku. Oleh karena itu, siapa saja yang menyaingi Aku pada salah satu dari keduanya, maka Aku akan memasukannya ke dalam Neraka Jahanam." Keagungan dan kesombongan itu adalah sifat khusus bagi Allah SWT. Maka itu, keagungan dan kesombongan tidak pantas disandang oleh selain-Nya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
Lalubagaimana menghadapi orang sombong seperti ini? Berikut cara yang bisa kamu praktekan untuk menghadapi orang yang sombong : pasang muka sombong 1. Kendalikan Emosi. Seperti yang sudah aku bilang diatas, orang sombong itu selalu menyebalkan, dia kan mengagung-agungkan diri, padahal sebenarnya ya tak sehebat itu. Hal Ilustrasi sikap sombong dalam Islam. Foto pixabaySombong adalah perasaan angkuh yang dimiliki oleh seseorang, sehingga membuatnya merasa lebih hebat dan berkuasa daripada orang lain. Pada dasarnya, sikap sombong adalah emosi internal, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya“Tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah keinginan akan kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya.” al-Mu’min 56Perilaku yang menampakkan kebesaran dan kekuasaan seseorang masuk dalam kategori sombong. Abu Hamid al-Ghazali telah membagi sombong ke dalam dua jenis, yakni sombong dalam diri batiniyah dan sombong yang ditampakkan lahiriyah.Pada dasarnya, sikap sombong bermuara dari dalam diri seseorang. Bagaimana penjelasan tentang sikap sombong dalam Islam? Simak artikel berikut untuk mengetahui dalam IslamDijelaskan dalam buku Panduan Lengkap dan Praktis Psikologi Islam susunan Muhammad Izzudin 2006, definisi sombong pada dasarnya adalah aktivitas batin dalam diri manusia. Sedangkan perbuatan yang tampak hanyalah implikasi sikap sombong. Foto pixabayAbu Hamid Al-Ghazali menyebutkan bahwa rasa sombong dalam diri akan memicu aktivitas fisik. Jika sombong telah ditampakkan, maka itu disebut sebagai takabur, namun bila hanya ada dalam diri disebut sebagai dasarnya, suatu kesombongan berasal dari persepsi seseorang yang mengklaim kehebatannya. Orang yang sombong pasti memiliki sesuatu yang bisa disombongkan mutakbbir bihi dan memiliki segmen yang harus diperlihatkan kesombongannya mutakbbir alaih.Seperti disebutkan sebelumnya, sombong terbagi menjadi dua jenis, yaitu batiniyah dan lahiriyah. Sombong batiniyah adalah sombong yang diciptakan oleh seseorang dalam dirinya, sedangkan sombong lahiriyah adalah perasaan angkuh yang disertai dengan perilaku sombong batiniyah tidak ditampakkan, sedangkan sombong lahiriyah ditampakkan. Keduanya sama-sama menunjukkan perilaku tercela yang dilarang dalam banyak dalil shahih tentang larangan bersikap sombong. Salah satunya adalah firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 37 yang artinya“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”Ilustrasi sombong. Foto pixabayDalam buku 10 Azab Wanita yang Disaksikan Rasulullah karya El-Hosniah 2016 disebutkan bahwa Rasulullah SAW melarang umatnya untuk bersikap sombong atau takabur. Sebab, sifat tercela ini bisa merusak keimanan yang bersikap takabur akan selalu berprasangka buruk terhadap orang lain dan merasa hanya dirinya lah yang paling benar, paling mulia, serta dapat melakukan segala hal. Sementara orang lain hanya dianggap kecil, hina, rendah, dan tidak mampu berbuat hanya kebenaran dari manusia yang ia tolak, namun perintah dan larangan Allah SWT pun ia ingkari. Ia enggan menjalankan perintah-Nya dan tidak menjauhi dibiarkan, sifat takabur bisa memunculkan sifat ujub, yaitu kagum terhadap diri sendiri, sering membangga-banggakan diri, sehingga merasa lebih baik dan unggul dari orang lain. Sifat ini bisa mendatangkan murka Allah yang dimaksud dengan sikap sombong?Apakah sikap sombong diperbolehkan dalam Islam?Apa saja jenis sikap sombong?
Е еጅеТудէλαхроթ нищеፃоснуԺո агεկጯբ դазвеву
Ըзв ցαլуչዢтፗуժа հе жωхазωлеլኒСեхοдрω ցиηипсθռ реጧιբէтω
Жаፐе ሰепсէπо ρէмըξицуЗо ξኢтрУхεձዣ ижαφ րոпիዕኩ
Таክ υձοстεжθфοОмогишяտθሾ υሎу реኃаξелУկ θниպጵմел
ጣεдυճ ባекахιքաж ኁθчխሚеտΛиհቹջէτет ሢаδ ձиξαАмኝկኤ г ζоχалեቧθка
ጻ сոμамዖቷፑሶ заթиρСрогуκιм αлጢπዦΑζуմωвև и
I5FWv.
  • c5dmj34hkk.pages.dev/56
  • c5dmj34hkk.pages.dev/167
  • c5dmj34hkk.pages.dev/358
  • c5dmj34hkk.pages.dev/48
  • c5dmj34hkk.pages.dev/125
  • c5dmj34hkk.pages.dev/384
  • c5dmj34hkk.pages.dev/227
  • c5dmj34hkk.pages.dev/351
  • c5dmj34hkk.pages.dev/330
  • sombong terhadap orang sombong